BLOJ

Rabu, 01 Februari 2012

Pengantar Teknologi SCADA

BAB I PENDAHULUAN


1.1 Proses Penyampaian Tenaga Listrik ke Pelanggan

  1.                   Karena berbagai persoalan teknis, tenaga listrik hanya dibangkitkan pada tempattempattertentu. Sedangkan pemakai tenaga listrik atau pelanggan tenaga listrik tersebar
    diberbagai tempat, maka penyampaian tenaga listrik dari tempat dibangkitkan sampai ke
    tempat pelanggan memerlukan berbagai penanganan teknis. Tenaga Listrik
    dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD
    kemudian disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan
    tegangannya oleh transformator penaik tegangan (step-up transformer) yang ada di
    Pusat Listrik. Hal ini digambarkan oleh gambar 1.1. Saluran transmisi tegangan tinggi
    di PLN kebanyakan mempunyai tegangan 66 KV, 150 KV dan 500 KV. Khusus untuk
    tegangan 500 KV dalam praktek saat ini disebut sebagai tegangan ekstra tinggi.
    Masih ada beberapa saluran transmisi dengan tegangan 30 KV namun tidak
    dikembangkan lagi oleh PLN. Saluran transmisi ada yang berupa saluran udara dan ada
    pula yang berupa kabel tanah. Karena saluran udara harganya jauh tebih murah
    dibandingkan dengan kabel tanah maka saluran transmisi PLN kebanyakan berupa
    saluran udara. Kerugian dan saluran udara dibandingkan dengan kabel tanah adalah
    bahwa saluran udara mudah terganggu misalnya karena kena petir, kena pohon dan lainlain.
    Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi maka sampailah tenaga
    listrik di Gardu Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya melalui transformator
    penurun tegangan (step-down transfomer) menjadi tegangan menengah atau yang juga
    disebut sebagai tegangan distribusi primer. Tegangan distribusi primer yang dipakai
    PLN adalah 20 KV, l 2 KV dan 6 KV. Kecenderungan saat ini menunjukkan bahwa
    tegangan distribusi primer PLN yang berkembang adalah 20 KV.
    Jaringan setelah keluar dan GI biasa disebut jaringan distribusi, sedangkan
    jaringan antara Pusat Listrik dengan GI biasa disebut jaringan transmisi. Setelah tenaga
    listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer maka kemudian tenaga listrik,
    diturunkan tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah dengan
    tegangan 380/220 Volt atau 220/127 Volt, kemudian disalurkan melalui Jaringan
    Tegangan Rendah untuk selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah pelanggan (konsumen)
    PLN melalui Sambungan Rumah. Hal ini digambarkan oleh gambar 1.2. Proses
    penyampaian tenaga listrik ini secara keseluruhan juga ditunjukkan oleh gambar 1.3.
 
             Rekening listrik pelanggan tergantung kepada daya tersambung serta pemakaian
KWH nya, oleh karenanya PLN memasang pembatas daya dan KWH meter. Setelah
melalui KWH meter, seperti terlihat pada gambar 1.4, tenaga listrik kemudian
memasuki instalasi rumah yaitu instalasi milik pelanggan. Instalasi PLN pada umumnya
hanya sampai dengan KWH meter dan sesudah KWH meter instalasi listrik pada
umumnya adalah instalasi milik pelanggan. Dalam instalasi pelanggan tenaga listrik
langsung memasuki alat-alat listrik milik pelanggan seperti lampu, seterika, lemari es,
pesawat radio, pesawat televisi dan lain-lain.
Dari uraian diatas kiranya dapat dimengerti bahwa besar kecilnya konsumsi
tenaga listrik ditentukan sepenuhnya oleh para pelanggan, yaitu tergantung bagaimana
para pelanggan akan menggunakan alat-alat listriknya kemudian PLN harus mengikuti
kebutuhan tenaga listrik para pelanggan ini dalam arti menyesuaikan daya listrik yang
dibangkitkannya dari waktu ke waktu.
Apabila jumlah pelanggan yang harus dilayani adalah jutaan maka daya yang
harus dibangkitkan jumlahnya juga mencapai ribuan megawatt dan untuk itu diperlukan
beberapa Pusat Listrik dan juga beberapa GI untuk dapat melayani. kebutuhan listrik
para pelanggan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar