MAKALAH
REKAYASA NUKLIR
ASPEK LINGKUNGAN PADA PLTN
OLEH
NAMA: IBRANI JAYA YUNUS
NIM :
0103012011009
UNIVERSITAS
KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR
2011-2012
Kata
pengantar
Setiap
teknologi mempunyai sisi positif dan sisi negatif, namun demikian aspek manfaat
dapat dipertimbangkan dalam penggunaan suatu teknologi. Namun demikian setiap
pemanfaatan teknologi, manusia dituntut untuk mendapatkan manfaat dengan
meminimalisasikan dampak yang mungkin muncul.
BAB I. PENDAHULUAN
·
Latar Belakang
·
Tujuan makalah
BAB II. PEMBAHASAN
BAB III .
PENUTUP
·
Kesimpulan
I.1
Latar Belakang
Penggunaan energi nuklir untuk
menghasilkan listrik secara luas disalahpahami, dan ini menyajikan masalah bagi
masyarakat kita. Misalnya, bahwa kesalahpahaman menghambat pertumbuhan tenaga
nuklir, tapi ada sedikit harapan bahwa Amerika Serikat dapat memenuhi tujuan
udara bersih yang didirikan pada konferensi Kyoto baru-baru ini tanpa
ketergantungan meningkat di atasnya.
Sebagian besar karbon dioksida
dilepaskan ke atmosfir saat ini berasal dari pembangkit listrik tenaga
batu-pembakaran, dan bahkan memancarkan gas alam lebih dari setengah tanaman
sebanyak tanaman batubara tidak, situasinya akan memburuk karena kami
menggunakan listrik meningkat. Tenaga nuklir, tentu saja, tidak memancarkan CO2
atau gas sulfur dan nitrogen menyebabkan hujan asam. Hal ini juga penting bagi
kesehatan kita sebagai dibahas di bawah ini, untuk pekerjaan, dan untuk alasan
lainnya.
Kurangnya pemahaman sebagian datang
karena masyarakat menerima informasi terlalu-menyesatkan. Sebagai contoh, pada
saat kecelakaan pembangkit tenaga nuklir Chernobyl di Ukraina pada tahun 1986,
satu koran melaporkan "lebih dari 20.000 orang mati:" meskipun jumlah
kematian hanya dikenal telah mencapai 34 pada tahun 1995. Seorang aktivis
antinuclear telah mengatakan bahwa satu pon plutonium bisa membunuh delapan
miliar orang, walaupun £ 10.000 telah dirilis ke atmosfer dari tes senjata
dalam 50 tahun terakhir cukup dengan perkiraan untuk membunuh semua orang di
bumi beberapa ribu kali. Dengan demikian, penting untuk membawa fakta tentang
tenaga nuklir untuk perhatian publik, dan makalahl ini merupakan salah satu
upaya untuk melakukannya.
I.2
Tujuan
Guna
memberikan pemahaman terhadap masyarakat tentang pembangkit listrik tenaga
nuklir (PLTN) yang akan berkembang pada saat zaman sekarang ini. Baik itu di
tinjau dari beberapa aspek.
Pada
makalah ini akan membahas salah satu aspek dari adanya PLTN yaitu aspek
lingkungan terhadap PLTN.
Pengoperasian
PLTN sangat bersih karena tidak menghasilkan emisi gas buang sehingga tidak
mencemari lingkungan dan dari segi ekonomi investasi cukup besar, namun untuk
jangka panjang cukup memiliki prospek.
Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam enanganan PLTN adalah keamanan. Apabila terjadi
kebocoran reaktor berakibat fatal karena, radio aktif akan dibawa oleh udara
dan dapat menjangkau areal yang cukup luas dan itu,akan mengancam kehidupan di
areal tersebut. Berbagai bencana kegagalan reaktor nuklir seperti salah satunya
di Chernobyl – Rusia masih meninggalkan
‘trauma’ di kalangan masyarakat dunia termasuk di Indonesia.
Selain
itu, isu seperti radiasi yang ditimbukan, pengolahan limbah radioaktif, dampak
sosial dan proliferasi, adalah isu-isu yang perlu mendapat perhatian dalam
rangka pengembangan PLTN di Indonesia.
Untuk itu upaya menyiapkan masyarakat
secara psikologis, menggalang partispasi masyarakat unuk memberikan
dukungan dan peningkatan kualitas serta kedisiplinan tenaga ahli yang
menggeluti PLTN merupakan sebuah keniscahyaan bagi kehadiran PLTN di Indonesia.
BAB II.
II.1 ASPEK LINGKUNGAN
Tinjauan mengenai dampak
lingkungan PLTN dalam pembahasan inidipisahkan
antara dampak lingkungan dengan resiko. Dampak merupakan hal
yang pasti
terjadi, sedangkan resiko merupakan dampak/akibat yang mungkinterjadi. Secara sederhana kedua hal ini bisa
dibicarakan bersama, karna meskipun
terjadinya resiko amat kecil namun bila terjadi kecelakaandampanya tidak
bisa diabaikan.
Dalam menilai potensi sumber
energi untuk masa mendatang yangberwawasan
lingkungan, dapat diambil kriteria tentang daya saing ekonomi,dampak
kesehatan dan dampak lingkungan, ketersediaan sumber dalam jangkapanjang,
keunggulan dalam diversifikasi serta penerimaan masyarakat.
Kekhwatiran terbesar dalam
pembangkitan listrik dengan bahan bakar fosil adalah mengenai dampak
terhadap lingkungan sekitarnya. Sampai saat ini
Pembangkit listrik dengan energi
fosil telah mencapai 63% dari keseluruhan pembangkitan, diantaranya PLTU-Batubara, Minyak, dan Gas.
Dampak pembakaran batubara diantaranya adalah dihasilkannya karbon dioksida,dioksida
sulfur dan oksida nitrogen serta debu dan partikel ke atmosfir. Energifosil dari minyak menghasilkan dioksida karbon
lebih kecil, sedangkan gas merupakan pembangkit yang relatif paling
bersih.Namun demikian masih ada resiko tumpahan dan kebocoran minyak dan gas
dalam proses transportasi dan penyimpanan.
Untuk pembangkit listrik nuklir,
jika ditinjau dari dampak lingkungan yang ditimbulkan, penggunaan PLTN pada
operasi normal sangat bersih dan pada kondisi abnormal dapat diatasi dengan
aman. PLTN tidak membebaskan asap/debu hasil pembakaran ke lingkungan. Untuk
menanggulangi masalahpencemaran sampah/limbah radioaktif, teknologi nuklir
telah menemukan cara-cara penanggulangannya.
Ditinjau dari masalah dampak lingkungan ini, maka
keberadaan PLTN diIndonesia akan memungkinkan karena dapat mengurangi
pencemaran terhadaplingkungan dengan
membatasi dan mengurangi secara bertahap pembebasan karbondioksida ke
atmosfir yang menjadi penyebab pemanasan global atmosfirbumi.
Dampak
Radiasi Hasil Belahan Terhadap Manusia
Fragmen-fragmen yang diproduksi selama reaksi inti disebut hasilbelahan,
yang terdiri dari atom-atom radioaktif, seperti xenon-133, krypton-85 dan
yodium-131. Zat radioaktif ini meluruh
menjadi atom lain yang lebih stabil denganmemancarkan
sinar alpha, beta dan sinar gamma. Sinar yangdipancarkan oleh atom tersebut sangat berbahaya bagi tubuh manusia,terutama sinar gamma yang mempunyai daya tembus
sangat tinggi, hanyadapat dihentikan oleh tembok beton setebal 1 meter.
Zat-zat radioaktif inilah yang menyebabkan timbulnya bahaya PLTN
jika terjadi kecelakaan.Oleh karena itu,
semua sistem pengaman PLTN ditujukan untuk
mencegah atau menghalangi terlepasnya zat radioaktif tersebut kelingkungan
disekitarnya
.Radiasi akan
berbahaya bagi manusia apabila dosisnya tinggi, jauhmelebihi nilai batas yang diperkenankan, yaitu
antara 0,05 milli Sievert (mSv)sampai 2,2 mSv.
Dilihat dari tingkat radiasi yang
diterima, maka efek radiasi terhadapmanusia dapat dibagi atas 2 golongan
:
a.Efek non-stokastik.
Efek ini akan timbul apabila radiasi yang diterima melebihi dosis ambang.Akibat dari efek ini antara lain, katarak pada mata, erytema pada kulit,gejala
kerontokan pada rambut, dan sebagainya.
b.Efek Stokastik.
Efek radiasi
ini tergantung dari kepekaan tubuh seseorang dalam menerimaradiasi tersebut.
Jika ditinjau dari resiko yang mungkin terjadi pada PLTN (walaupunkemungkinannya sangat kecil) apabila timbulnya kebocoran atau kegagalansistem pengaman reaktor, maka akibatnya langsung akan diterima olehoperator,
karyawan, maupun masyarakat lokal.
Apalagi untuk skala yang besar,maka
akibatnya bisa meluas sampai tingkat regional, nasional atau bahkan internasional.Oleh
karena itu, dalam perencanaan pembangunan PLTN, jika diperhitungkan kemungkinan resiko yang ditimbulkan,haruslah dengan teknologi
yang benar-benar andal.Sehingga dampak/resiko terhadap lingkungan, baik
dalam tahap konstruksi, tahap operasi, maupun pasca operasi,dapat
ditanggulangi.
III.2 PENGELOLAHAN
LIMBAH NUKLIR
Dibandingkan dengan volume limbah yang dihasilkan oleh
industri kimiaatau pembangkit dengan bahan
bakar fosil, maka limbah yang dihasilkan operasi dari pengoperasian PLTN
sangat kecil, sebagaimana yang terlihat pada data dibawah ini.
Disamping dibiarkan meluruh
dengan waktu, secara garis besarnya penanganan
limbah radioaktif terdiri dari 3 prinsip, yaitu :
penguranganvolume, pengolahan menjadi bentuk stabil secara fisik maupun kimia yang disesuaikan
dengan teknik transportasi dan penyimpanannya, selanjutnya memindahkan limbah
radioaktif dipindahkan ke tempat yang terisolasi dari lingkungan
hidup.
PERBANDINGAN
PRODUKSI LIMBAH PLTN
DAN PLTU-BATUBARA
PLTN (1000 MWe, load factor 75%)
Produksi
limbah per tahun :
·
sampah
aktivitas tinggi : 27 ton bahan bakar bekas, jika melalui proses ulang dan vitrifikasi
sekitar 3 m
·
sampah aktivitas tingkat sedang :
310 ton
·
sampah aktivitas tingkat rendah :
460 ton
·
beberapa gas
radioaktif tingkat rendah dari cerobong yang aman bagi kesehatan masyarakat
·
sisa dari tambang uranium dan
instalasi proses biji yang lebih kecil dari sisa tambang batubara, per unit
listrik yang diproduksi.
PLTU-Batubara (1000 MWe, load factor 75%)
Produksi limbah tahunan :
·
CO2 : 6,5 juta
ton
·
SO2 : 44.000 ton
·
NOx : 22.000 ton
·
Abu : 320.000
ton, mengandung sekitar 400 ton racun
logam berat sepertiarsenik, kadmium, merkuri dan timah.
Beberapa
contoh pengolahan limbah sebagai berikut :
a.
Limbah
berbentuk gas/partikelLimbah ini dialirkan melalui sistem
filter (prefilter, filter absolut, filtercharcoal) sehingga akan tertangkap, sedangkan udara dilewatkan salurantunda
ke atmosfir secara terkendali dengan memonitor tingkat radiasinya
Jika suatu waktu filter tersebut perlu diganti dengan yang baru, maka
filterlama akan diperlakukan sebagai limbah padat.
b.
Limbah
berbentuk cairLimbah ini diproses melalui suatu
sistem evaporasi (penguapan),endapannya ditampung di dalam wadah kemudian dicampur semen/resinhingga menjadi
padat. Wadah kemudian disimpan di tempat penyimpanan.a.Limbah padatLimbah ini
dibakar, abunya ditampung dalam wadah dan kemudiandicampur semen untuk dipadatkan. Sampah padat
tidak dapat dibakar,biasanya langsung dimasukkan ke dalam wadah (bila
perlu dipotong-potong terlebih dahulu) dan dicampur semen/resin.
Tempat penyimpanan secara geologi yang dalam untuk limbah tingkat tinggi
atau bahan bakar bekas terdiri dari kombinasi rekayasa dan rintangan alam yang
membentuk suatu sistem terintegrasi untuk mengisolasi limbah.Sistem tersebut terdiri dari wadah tempat menampung limbah, material penyangga
yang ditempatkan disekitar wadah untuk mencegah kontak dengan air tanah dan menahan material radioaktif yang mungkin keluar, serta
sistem seal untuk ruang tempat penyimpanan. Periode waktu tempat penyimpanan limbah
radioaktif tingkat tinggi ini adalah
lebih dari 100 ribu tahun
Fakta tentang limbah:
limbah nuklir dari digunakan (atau
dikeluarkan) bahan bakar sangat radioaktif dan harus diisolasi dari kontak
dengan orang-orang untuk jangka waktu yang lama. kelompok Antinuclear dan
beberapa negara pemimpin politik berulang kali bahwa masalah pembuangan limbah
tidak terpecahkan, dan masyarakat datang untuk percaya ini. Namun, sebagian
besar masyarakat kita ilmiah dan rekayasa percaya sampah dapat dengan mudah
dibuang oleh pemakaman di bawah tanah - di mana ia akan berbahaya. Masalah ini
juga harus dilihat dalam konteks menghasilkan listrik dengan metode lainnya.
Bahan bakar bekas dari sebuah pabrik nuklir mampu memasok listrik untuk sebuah
kota sekitar 550.000 orang akan berjumlah sekitar 40 ton per tahun bahan padat
dengan titik lebur sekitar 5.000 derajat F. Buku ini adalah ukuran beberapa
mobil dan cukup kecil sehingga dapat dengan mudah dimasukkan kembali ke dalam
kerak bumi dari yang awalnya berasal uranium.
Sebaliknya,
pabrik batu bara ukuran setara akan menghasilkan sekitar 7.000.000 ton karbon
dioksida, 5.000 ton oksida nitrogen, partikulat 1.400 ton, 1.000 ton sulfur
dioksida, dan hingga 1, 000,000 ton abu. Jumlah ini sangat produktif yang kita
tidak memiliki solusi yang dapat diterima untuk menangani mereka. Kita bisa
hanya debit gas ke atmosfir yang kita hirup dan di mana mereka berkontribusi
terhadap perubahan iklim global dan hujan asam. Partikulat juga, masuk ke
suasana seperti yang dibahas sebelumnya. Kami membuang abu (kadang-kadang
berisi ratusan ton arsenik beracun, kadmium, timah, dan merkuri) di permukaan
bumi. Jadi, ada argumen yang kuat bahwa listrik dari pembangkit nuklir harus
lebih disukai daripada yang dari tumbuhan fosil karena kemampuan kita untuk
menangani limbah. Bahkan, tampaknya ironis bahwa beberapa negara larangan
pembangunan pabrik nuklir baru "sampai masalah sampah diselesaikan",
sedangkan ada batasan tersebut ditempatkan pada tanaman fosil di mana tidak ada
solusi untuk penanganan CO2 bahkan dimaksud.
Faktor alamiah Negara Indonesia sangat mendukung pengembangan sektor energi di Indonesia terutama di sektor kelistrikan. Secara geografis Indoneia kaya akan sumber daya energi. Sumber daya tersebut antara lain yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Keberadaan potensi energi tersebut tersebar merata di seluruh wilayah Nusantara. Potensi energi fosil minyak mumi 86,9 miliar barel sedangkan yang dicadangan hanya sebesar 9 miliar barel atau 10,36% sedangkan kemampuan untuk dimanfaatkan masih tergolong rendah yakni hanya 5.56% setiapatahun
Faktor alamiah Negara Indonesia sangat mendukung pengembangan sektor energi di Indonesia terutama di sektor kelistrikan. Secara geografis Indoneia kaya akan sumber daya energi. Sumber daya tersebut antara lain yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Keberadaan potensi energi tersebut tersebar merata di seluruh wilayah Nusantara. Potensi energi fosil minyak mumi 86,9 miliar barel sedangkan yang dicadangan hanya sebesar 9 miliar barel atau 10,36% sedangkan kemampuan untuk dimanfaatkan masih tergolong rendah yakni hanya 5.56% setiapatahun
Alterantif yang dapat
dirawarkan untuk dilaksanakan di Indonesia dalam konteks saat ini untuk mengatasi krisis energi dan persoalan
lingkungan hidup adalah pengembangan penggunaan energi panas bumi dan
penggunaan energi nuklir. Keda energi tersebut terbukti ramah lingkungan dan
ekonomis.
Pemanfaatan energi
nuklir di sektor kelistrikan perlu mempertimbangkan aspek psikologis masyarakat
yang masih ‘trauma’ terhadap kecelakaan radisi penangana limbah nuklir serta
polifersi.
II.3
KESELAMATAN NUKLIR
berbagai
usaha pengamanan dilakukan untuk melindungi kesehatan dan
keselamatanmasyarakat, para pekerja reaktor dan lingkungan PLTN. Usaha ini
dilakukan untuk menjaminagar radioaktif yang dihasilkan reaktor nuklir tidak
terlepas ke lingkungan baik selamaoperasi maupun jika terjadi kecelakaan.
Tindakan protektif dilakukan untuk menjamin agar PLTN dapat dihentikan
dengan aman setiap waktu jika diinginkan dan dapat tetapdipertahanan dalam keadaan aman, yakni memperoleh pendinginan yang
cukup. Untuk inipanas peluruhan yang dihasilkan harus dibuang dari teras
reaktor, karena dapat menimbulkanbahaya akibat pemanasan lebih pada reaktor.
Keselamatan terpasang dirancang berdasarkansifat-sifat alamiah air dan uranium.
bila suhu dalam teras reaktor naik, jumlah neutron yangtidak
tertangkap maupun yang tidak mengalami proses perlambatan akan bertambah,
sehinggareaksi pembelahan berkurang. Akibatnya panas yang dihasilkan juga
berkurang. Sifat ini akanmenjamin bahwa teras reaktor tidak akan rusak walaupun
sistem kendali gagal beroperasi.
Reaktor Fusi
Fusi nuklir
menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan hanyasedikit limbah
radioaktif yang dihasilkan serta dengan tingkat keamanan yang lebih baik.Namun
demikian, saat ini masih terdapat kendal-kendala bidang keilmuan, teknik danekonomi yang menghambat penggunaan energi fusi
guna pembangkitan listrik. Hal ini masihmenjadi bidang penelitian aktif
dengan skala besar seperti dapat dilihat di JET, ITER, dan Zmachine.
Penghalang Ganda
PLTN
mempunyai sistem pengaman yang ketat dan berlapis-lapis, sehinggakemungkinan
terjadi kecelakaan maupun akibat yang ditimbulkannya sangat kecil.
Sebagaicontoh, zat radioaktif yang dihasilkan selama reaksi pembelahan inti
uranium sebagian besar (> 99%) akan tetap tersimpan di dalam matriks
bahan bakar, yang berfungsi sebagaipenghalang pertama. Selama operasi maupun
jika terjadi kecelakaan, kelongsongan bahanbakar akan berperan sebagai
penghalang kedua untuk mencegah terlepasnya zat radioaktif tersebut keluar
kelongsongan. Dalam hal zat radioaktif masih dapat keluar dari
dalamkelongsongan, masih ada penghalang ketiga yaitu sistem pendingin. Lepas
dari sistempendingin, masih ada penghalang
keempat berupa bejana tekan dibuat dari baja dengan tebal± 20 cm. Penghalang
kelima adalah perisai beton dengan tebal 1,5-2 m.
bila zat
radioaktif itumasih ada yang lolos dari perisai beton, masih ada penghalang
keenam, yaitu sistempengungkung yang terdiri dari pelat baja setebal ± 7 cm dan
beton setebal 1,5-2 m yang kedapudara. Jadi selama operasi atau jika terjadi kecelakaan,
zat radioaktif benar-benar tersimpandalam reaktor dan tidak dilepaskan ke
lingkungan. Kalaupun masih ada zat radioaktif yangterlepas jumlahnya sudah
sangat diperkecil sehingga dampaknya terhadap lingkungan tidak berarti.
Sistem Keselamatan Reaktor dengan Penghalang Ganda
Pertahanan Berlapis
Disain
keselamatan suatu PLTN menganut falsafah pertahanan berlapis
(defence
indepth)
. Pertahanan
berlapis ini meliputi : lapisan keselamatan pertama, PLTN dirancang,dibangun
dan dioperasikan sesuai dengan ketentuan yang sangat ketat, mutu yang tinggi
danteknologi mutakhir; lapis keselamatan kedua, PLTN dilengkapi dengan
sistempengaman/keselamatan yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi
akibat-aibat darikecelakaan yang mungkin dapat terjadi selama umur PLTN dan
lapis keselamatan ketiga,PLTN dilengkapi dengan sistem pengamanan tambahan,
yang dapat diperkirakan dapat terjadipada suatu PLTN. Namun demikian kecelakaan
tersebut kemungkinan terjadinya sedemikiansehingga tidak akan pernah terjadi
selama umum operasi PLTN.
BAB III PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
·
Krisis energi global
akibat ketergantungan terhadap energi fosil berdampak pada krisis energi di
Indonesia yag telah memicu krisis sosial dan ekonomi di Indonesia
·
Sektor energi listrik merupakan
kontributor terbesar yakni 40 % bagi
peningatan onsentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang menyebabkan
pemanasan global.
·
Polusi yang dihasilkan
oleh pembangkit paling banyak bersumber pada pada pembangkit yang mengugunakan
bahan bakar fosil yakni yang menggunakan batu bara, minyak bumi dan gas alam
q Peningkatan penggunaan
batubara pada tahun 2020 ataupun 2025 akan menambah pula lepasan
berbagai jenis logam berat ke lingkungan, termasuk Hg, As, Cr, Pb dan U., yang
amat berbahaya.
q Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dgn daya 1000
MW selama 1 tahun memberikan limbah padat aktivitas tinggi sebesar 30 ton, bila
diolah akan diperorel limbah padat terolah seberat 8 ton. Limbah aktivitas sedang sekitar 300 ton dan limbah aktivitas
rendah sekitar 450 ton (limbah terolah).
q PLTN tidak mengemisikan CO2, SO2, NO2 dan debu, yang
berarti akan mencegah emisi CO2 (6,6 juta ton), SO2 (3.000 ton), NO2 (8500
ton), debu (5.700 ton), dan logam berat; yang berasal dari PLTU batubara.
q Rencana pembangunan PLTN sangat mendukung terbinanya
lingkungan yang aman dan bebas dari dampak pemanasan global dan hujan asam.
Dengan demiakian
energi nuklir yang digunakan dalam pembangkit listrik tenaga listrik lebih baik
digunakan di tinjau dari aspek lingkungan dibandingkan dengan PLT. Yang lebih
banyak menghasilkan limbah di banding PLTN.
Demikian pula limbah buangan dari
PLTN dapat di fungsikan kembali menjadi bahan bahar PLTN itu sendiri. Sehingga
dampak terhadap aspek lingkungan sangan kecil. Juga pada PLTN
mempunyai sistem pengaman yang ketat dan berlapis-lapis, sehinggakemungkinan
terjadi kecelakaan maupun akibat yang ditimbulkannya sangat kecil.
Sebagaicontoh, zat radioaktif yang dihasilkan selama reaksi pembelahan inti
uranium sebagian besar (> 99%) akan tetap tersimpan di dalam matriks
bahan bakar, yang berfungsi sebagaipenghalang pertama
Referensi
WWW.NUKLIR.COM
http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/pengenalan_pltn.pdf
http://www.infonuklir.com/readmore/read/pltn/pengolaan_limbah/1cxg59-1/Mitos%20seputar%20limbah%20nuklir
fportfolio.petra.ac.id/user_files/97.../Makalah2Rohi-UK%20Petra.doc