BLOJ

Minggu, 26 Februari 2012

MAKALAH REKAYASA NUKLIR ASPEK LINGKUNGAN PADA PLTN


MAKALAH
REKAYASA NUKLIR
ASPEK LINGKUNGAN PADA PLTN




OLEH

NAMA: IBRANI JAYA YUNUS
NIM     : 0103012011009


UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR
2011-2012

Kata pengantar
Setiap teknologi mempunyai sisi positif dan sisi negatif, namun demikian aspek manfaat dapat dipertimbangkan dalam penggunaan suatu teknologi. Namun demikian setiap pemanfaatan teknologi, manusia dituntut untuk mendapatkan manfaat dengan meminimalisasikan dampak yang mungkin muncul.


BAB I.  PENDAHULUAN
·         Latar Belakang
·         Tujuan makalah
BAB II. PEMBAHASAN
BAB III . PENUTUP
·  Kesimpulan





I.1 Latar  Belakang
Penggunaan energi nuklir untuk menghasilkan listrik secara luas disalahpahami, dan ini menyajikan masalah bagi masyarakat kita. Misalnya, bahwa kesalahpahaman menghambat pertumbuhan tenaga nuklir, tapi ada sedikit harapan bahwa Amerika Serikat dapat memenuhi tujuan udara bersih yang didirikan pada konferensi Kyoto baru-baru ini tanpa ketergantungan meningkat di atasnya.
Sebagian besar karbon dioksida dilepaskan ke atmosfir saat ini berasal dari pembangkit listrik tenaga batu-pembakaran, dan bahkan memancarkan gas alam lebih dari setengah tanaman sebanyak tanaman batubara tidak, situasinya akan memburuk karena kami menggunakan listrik meningkat. Tenaga nuklir, tentu saja, tidak memancarkan CO2 atau gas sulfur dan nitrogen menyebabkan hujan asam. Hal ini juga penting bagi kesehatan kita sebagai dibahas di bawah ini, untuk pekerjaan, dan untuk alasan lainnya.
Kurangnya pemahaman sebagian datang karena masyarakat menerima informasi terlalu-menyesatkan. Sebagai contoh, pada saat kecelakaan pembangkit tenaga nuklir Chernobyl di Ukraina pada tahun 1986, satu koran melaporkan "lebih dari 20.000 orang mati:" meskipun jumlah kematian hanya dikenal telah mencapai 34 pada tahun 1995. Seorang aktivis antinuclear telah mengatakan bahwa satu pon plutonium bisa membunuh delapan miliar orang, walaupun £ 10.000 telah dirilis ke atmosfer dari tes senjata dalam 50 tahun terakhir cukup dengan perkiraan untuk membunuh semua orang di bumi beberapa ribu kali. Dengan demikian, penting untuk membawa fakta tentang tenaga nuklir untuk perhatian publik, dan makalahl ini merupakan salah satu upaya untuk melakukannya.



I.2  Tujuan  
            Guna memberikan pemahaman terhadap masyarakat tentang pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang akan berkembang pada saat zaman sekarang ini. Baik itu di tinjau dari beberapa aspek.
            Pada makalah ini akan membahas salah satu aspek dari adanya PLTN yaitu aspek lingkungan terhadap PLTN.
Pengoperasian PLTN sangat bersih karena tidak menghasilkan emisi gas buang sehingga tidak mencemari lingkungan dan dari segi ekonomi investasi cukup besar, namun untuk jangka panjang cukup  memiliki prospek.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam enanganan PLTN adalah keamanan. Apabila terjadi kebocoran reaktor berakibat fatal karena, radio aktif akan dibawa oleh udara dan dapat menjangkau areal yang cukup luas dan itu,akan mengancam kehidupan di areal tersebut. Berbagai bencana kegagalan reaktor nuklir seperti salah satunya di Chernobyl – Rusia  masih meninggalkan ‘trauma’ di kalangan masyarakat dunia termasuk di  Indonesia.
            Selain itu, isu seperti radiasi yang ditimbukan, pengolahan limbah radioaktif, dampak sosial dan proliferasi, adalah isu-isu yang perlu mendapat perhatian dalam rangka pengembangan  PLTN di Indonesia. Untuk itu  upaya menyiapkan   masyarakat  secara psikologis, menggalang partispasi masyarakat unuk memberikan dukungan dan peningkatan kualitas serta kedisiplinan tenaga ahli yang menggeluti PLTN merupakan sebuah keniscahyaan bagi kehadiran PLTN di Indonesia.


BAB II.

II.1      ASPEK LINGKUNGAN

Tinjauan mengenai dampak lingkungan PLTN dalam pembahasan inidipisahkan antara dampak lingkungan dengan resiko. Dampak merupakan hal
yang pasti terjadi, sedangkan resiko merupakan dampak/akibat yang mungkinterjadi. Secara sederhana kedua hal ini bisa dibicarakan bersama, karna meskipun terjadinya resiko amat kecil namun bila terjadi kecelakaandampanya tidak bisa diabaikan.
Dalam menilai potensi sumber energi untuk masa mendatang yangberwawasan lingkungan, dapat diambil kriteria tentang daya saing ekonomi,dampak kesehatan dan dampak lingkungan, ketersediaan sumber dalam jangkapanjang, keunggulan dalam diversifikasi serta penerimaan masyarakat.
Kekhwatiran terbesar dalam pembangkitan listrik dengan bahan bakar fosil adalah mengenai dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Sampai saat ini  Pembangkit listrik dengan energi fosil telah mencapai 63% dari keseluruhan pembangkitan, diantaranya PLTU-Batubara, Minyak, dan Gas.
Dampak pembakaran batubara diantaranya adalah dihasilkannya karbon dioksida,dioksida sulfur dan oksida nitrogen serta debu dan partikel ke atmosfir. Energifosil dari minyak menghasilkan dioksida karbon lebih kecil, sedangkan gas merupakan pembangkit yang relatif paling bersih.Namun demikian masih ada resiko tumpahan dan kebocoran minyak dan gas dalam proses transportasi dan penyimpanan.
Untuk pembangkit listrik nuklir, jika ditinjau dari dampak lingkungan yang ditimbulkan, penggunaan PLTN pada operasi normal sangat bersih dan pada kondisi abnormal dapat diatasi dengan aman. PLTN tidak membebaskan asap/debu hasil pembakaran ke lingkungan. Untuk menanggulangi masalahpencemaran sampah/limbah radioaktif, teknologi nuklir telah menemukan cara-cara penanggulangannya.
Ditinjau dari masalah dampak lingkungan ini, maka keberadaan PLTN diIndonesia akan memungkinkan karena dapat mengurangi pencemaran terhadaplingkungan dengan membatasi dan mengurangi secara bertahap pembebasan karbondioksida ke atmosfir yang menjadi penyebab pemanasan global atmosfirbumi.
Dampak Radiasi Hasil Belahan Terhadap Manusia
Fragmen-fragmen yang diproduksi selama reaksi inti disebut hasilbelahan, yang terdiri dari atom-atom radioaktif, seperti xenon-133, krypton-85 dan yodium-131. Zat radioaktif  ini meluruh menjadi atom lain yang lebih stabil denganmemancarkan sinar alpha, beta dan sinar gamma. Sinar yangdipancarkan oleh atom tersebut sangat berbahaya bagi tubuh manusia,terutama sinar gamma yang mempunyai daya tembus sangat tinggi, hanyadapat dihentikan oleh tembok beton setebal 1 meter.
Zat-zat  radioaktif  inilah yang menyebabkan timbulnya bahaya PLTN jika terjadi kecelakaan.Oleh karena itu, semua sistem pengaman PLTN ditujukan untuk mencegah atau menghalangi terlepasnya zat radioaktif tersebut kelingkungan disekitarnya
.Radiasi akan berbahaya bagi manusia apabila dosisnya tinggi, jauhmelebihi nilai batas yang diperkenankan, yaitu antara 0,05 milli Sievert (mSv)sampai 2,2 mSv.
Dilihat dari tingkat radiasi yang diterima, maka efek radiasi terhadapmanusia dapat dibagi atas 2 golongan :
a.Efek non-stokastik.
Efek ini akan timbul apabila radiasi yang diterima melebihi dosis ambang.Akibat dari efek ini antara lain, katarak pada mata, erytema pada kulit,gejala kerontokan pada rambut, dan sebagainya.
b.Efek Stokastik.
Efek radiasi ini tergantung dari kepekaan tubuh seseorang       dalam menerimaradiasi tersebut.
Jika ditinjau dari resiko yang mungkin terjadi pada PLTN (walaupunkemungkinannya sangat kecil) apabila timbulnya kebocoran atau kegagalansistem pengaman reaktor, maka akibatnya langsung akan diterima olehoperator, karyawan, maupun  masyarakat lokal. Apalagi untuk skala yang besar,maka akibatnya bisa meluas sampai tingkat regional, nasional atau bahkan internasional.Oleh karena itu, dalam perencanaan pembangunan  PLTN, jika diperhitungkan kemungkinan resiko yang ditimbulkan,haruslah dengan teknologi yang benar-benar andal.Sehingga dampak/resiko terhadap lingkungan, baik dalam tahap konstruksi, tahap operasi, maupun pasca operasi,dapat ditanggulangi.

III.2 PENGELOLAHAN LIMBAH NUKLIR

Dibandingkan dengan volume limbah yang dihasilkan oleh industri kimiaatau pembangkit dengan bahan bakar fosil, maka limbah yang dihasilkan operasi dari pengoperasian PLTN sangat kecil, sebagaimana yang terlihat pada data dibawah ini.
Disamping dibiarkan meluruh dengan waktu, secara garis besarnya penanganan limbah radioaktif terdiri dari 3 prinsip, yaitu :
penguranganvolume, pengolahan menjadi bentuk stabil secara fisik maupun kimia yang disesuaikan dengan teknik transportasi dan penyimpanannya, selanjutnya memindahkan limbah radioaktif dipindahkan ke tempat yang terisolasi dari lingkungan hidup.

PERBANDINGAN  PRODUKSI  LIMBAH  PLTN  DAN PLTU-BATUBARA
PLTN (1000 MWe, load factor 75%)
Produksi limbah per tahun :
·         sampah aktivitas tinggi : 27 ton bahan bakar bekas, jika melalui proses ulang dan vitrifikasi sekitar 3 m
·         sampah aktivitas tingkat sedang : 310 ton
·         sampah aktivitas tingkat rendah : 460 ton
·         beberapa gas radioaktif tingkat rendah dari cerobong yang aman bagi kesehatan masyarakat
·         sisa dari tambang uranium dan instalasi proses biji yang lebih kecil dari sisa tambang batubara, per unit listrik yang diproduksi.
PLTU-Batubara (1000 MWe, load factor 75%)
Produksi  limbah  tahunan :
·         CO2 : 6,5 juta ton
·         SO2 : 44.000 ton
·         NOx : 22.000 ton
·         Abu : 320.000 ton,  mengandung sekitar 400 ton racun logam berat sepertiarsenik, kadmium, merkuri dan  timah.

Beberapa contoh pengolahan limbah sebagai berikut :

a.   Limbah berbentuk gas/partikelLimbah ini dialirkan melalui sistem
filter (prefilter, filter absolut, filtercharcoal) sehingga akan tertangkap, sedangkan udara dilewatkan salurantunda ke atmosfir secara terkendali dengan memonitor tingkat radiasinya
Jika suatu waktu filter tersebut perlu diganti dengan yang baru, maka filterlama akan diperlakukan sebagai limbah padat.
b. Limbah berbentuk cairLimbah ini diproses melalui suatu
sistem evaporasi (penguapan),endapannya ditampung di dalam wadah  kemudian dicampur semen/resinhingga menjadi padat. Wadah kemudian disimpan di tempat penyimpanan.a.Limbah padatLimbah ini dibakar, abunya ditampung dalam wadah dan kemudiandicampur semen untuk dipadatkan. Sampah padat tidak dapat dibakar,biasanya langsung dimasukkan ke dalam wadah (bila perlu dipotong-potong terlebih dahulu) dan dicampur semen/resin.
Tempat penyimpanan secara geologi yang dalam untuk limbah tingkat tinggi atau bahan bakar bekas terdiri dari kombinasi rekayasa dan rintangan alam yang membentuk suatu sistem terintegrasi untuk mengisolasi limbah.Sistem tersebut terdiri dari wadah tempat menampung limbah, material penyangga yang ditempatkan disekitar wadah  untuk  mencegah  kontak dengan air tanah dan menahan material radioaktif yang mungkin keluar, serta sistem seal untuk ruang tempat penyimpanan. Periode waktu tempat penyimpanan limbah radioaktif  tingkat tinggi ini adalah lebih dari 100 ribu tahun



Fakta tentang limbah:
limbah nuklir dari digunakan (atau dikeluarkan) bahan bakar sangat radioaktif dan harus diisolasi dari kontak dengan orang-orang untuk jangka waktu yang lama. kelompok Antinuclear dan beberapa negara pemimpin politik berulang kali bahwa masalah pembuangan limbah tidak terpecahkan, dan masyarakat datang untuk percaya ini. Namun, sebagian besar masyarakat kita ilmiah dan rekayasa percaya sampah dapat dengan mudah dibuang oleh pemakaman di bawah tanah - di mana ia akan berbahaya. Masalah ini juga harus dilihat dalam konteks menghasilkan listrik dengan metode lainnya. Bahan bakar bekas dari sebuah pabrik nuklir mampu memasok listrik untuk sebuah kota sekitar 550.000 orang akan berjumlah sekitar 40 ton per tahun bahan padat dengan titik lebur sekitar 5.000 derajat F. Buku ini adalah ukuran beberapa mobil dan cukup kecil sehingga dapat dengan mudah dimasukkan kembali ke dalam kerak bumi dari yang awalnya berasal uranium.
Sebaliknya, pabrik batu bara ukuran setara akan menghasilkan sekitar 7.000.000 ton karbon dioksida, 5.000 ton oksida nitrogen, partikulat 1.400 ton, 1.000 ton sulfur dioksida, dan hingga 1, 000,000 ton abu. Jumlah ini sangat produktif yang kita tidak memiliki solusi yang dapat diterima untuk menangani mereka. Kita bisa hanya debit gas ke atmosfir yang kita hirup dan di mana mereka berkontribusi terhadap perubahan iklim global dan hujan asam. Partikulat juga, masuk ke suasana seperti yang dibahas sebelumnya. Kami membuang abu (kadang-kadang berisi ratusan ton arsenik beracun, kadmium, timah, dan merkuri) di permukaan bumi. Jadi, ada argumen yang kuat bahwa listrik dari pembangkit nuklir harus lebih disukai daripada yang dari tumbuhan fosil karena kemampuan kita untuk menangani limbah. Bahkan, tampaknya ironis bahwa beberapa negara larangan pembangunan pabrik nuklir baru "sampai masalah sampah diselesaikan", sedangkan ada batasan tersebut ditempatkan pada tanaman fosil di mana tidak ada solusi untuk penanganan CO2 bahkan dimaksud.
Faktor alamiah Negara Indonesia sangat mendukung pengembangan sektor energi di Indonesia terutama di sektor kelistrikan. Secara geografis Indoneia kaya akan sumber daya energi. Sumber daya tersebut antara lain yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Keberadaan potensi energi tersebut tersebar merata di seluruh wilayah Nusantara.  Potensi energi fosil minyak mumi 86,9 miliar barel sedangkan yang dicadangan  hanya sebesar 9 miliar barel atau 10,36% sedangkan kemampuan untuk dimanfaatkan  masih tergolong rendah yakni hanya 5.56% setiapatahun
Alterantif yang dapat dirawarkan untuk dilaksanakan di Indonesia dalam konteks saat ini  untuk mengatasi krisis energi dan persoalan lingkungan hidup adalah pengembangan penggunaan energi panas bumi dan penggunaan energi nuklir. Keda energi tersebut terbukti ramah lingkungan dan ekonomis.
Pemanfaatan energi nuklir di sektor kelistrikan perlu mempertimbangkan aspek psikologis masyarakat yang masih ‘trauma’ terhadap kecelakaan radisi penangana limbah nuklir serta polifersi.

 II.3 KESELAMATAN  NUKLIR
berbagai usaha pengamanan dilakukan untuk melindungi kesehatan dan keselamatanmasyarakat, para pekerja reaktor dan lingkungan PLTN. Usaha ini dilakukan untuk menjaminagar radioaktif yang dihasilkan reaktor nuklir tidak terlepas ke lingkungan baik selamaoperasi maupun jika terjadi kecelakaan. Tindakan protektif dilakukan untuk menjamin agar PLTN dapat dihentikan dengan aman setiap waktu jika diinginkan dan dapat tetapdipertahanan dalam keadaan aman, yakni memperoleh pendinginan yang cukup. Untuk inipanas peluruhan yang dihasilkan harus dibuang dari teras reaktor, karena dapat menimbulkanbahaya akibat pemanasan lebih pada reaktor. Keselamatan terpasang dirancang berdasarkansifat-sifat alamiah air dan uranium.
bila suhu dalam teras reaktor naik, jumlah neutron yangtidak tertangkap maupun yang tidak mengalami proses perlambatan akan bertambah, sehinggareaksi pembelahan berkurang. Akibatnya panas yang dihasilkan juga berkurang. Sifat ini akanmenjamin bahwa teras reaktor tidak akan rusak walaupun sistem kendali gagal beroperasi.

Reaktor Fusi
Fusi nuklir menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan hanyasedikit limbah radioaktif yang dihasilkan serta dengan tingkat keamanan yang lebih baik.Namun demikian, saat ini masih terdapat kendal-kendala bidang keilmuan, teknik danekonomi yang menghambat penggunaan energi fusi guna pembangkitan listrik. Hal ini masihmenjadi bidang penelitian aktif dengan skala besar seperti dapat dilihat di JET, ITER, dan Zmachine.





Penghalang Ganda
PLTN mempunyai sistem pengaman yang ketat dan berlapis-lapis, sehinggakemungkinan terjadi kecelakaan maupun akibat yang ditimbulkannya sangat kecil. Sebagaicontoh, zat radioaktif yang dihasilkan selama reaksi pembelahan inti uranium sebagian besar (> 99%) akan tetap tersimpan di dalam matriks bahan bakar, yang berfungsi sebagaipenghalang pertama. Selama operasi maupun jika terjadi kecelakaan, kelongsongan bahanbakar akan berperan sebagai penghalang kedua untuk mencegah terlepasnya zat radioaktif tersebut keluar kelongsongan. Dalam hal zat radioaktif masih dapat keluar dari dalamkelongsongan, masih ada penghalang ketiga yaitu sistem pendingin. Lepas dari sistempendingin, masih ada penghalang keempat berupa bejana tekan dibuat dari baja dengan tebal± 20 cm. Penghalang kelima adalah perisai beton dengan tebal 1,5-2 m.
bila zat radioaktif itumasih ada yang lolos dari perisai beton, masih ada penghalang keenam, yaitu sistempengungkung yang terdiri dari pelat baja setebal ± 7 cm dan beton setebal 1,5-2 m yang kedapudara. Jadi selama operasi atau jika terjadi kecelakaan, zat radioaktif benar-benar tersimpandalam reaktor dan tidak dilepaskan ke lingkungan. Kalaupun masih ada zat radioaktif yangterlepas jumlahnya sudah sangat diperkecil sehingga dampaknya terhadap lingkungan tidak berarti.


Sistem Keselamatan Reaktor dengan Penghalang Ganda

 

Pertahanan Berlapis
Disain keselamatan suatu PLTN menganut falsafah pertahanan berlapis
(defence indepth)
. Pertahanan berlapis ini meliputi : lapisan keselamatan pertama, PLTN dirancang,dibangun dan dioperasikan sesuai dengan ketentuan yang sangat ketat, mutu yang tinggi danteknologi mutakhir; lapis keselamatan kedua, PLTN dilengkapi dengan sistempengaman/keselamatan yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi akibat-aibat darikecelakaan yang mungkin dapat terjadi selama umur PLTN dan lapis keselamatan ketiga,PLTN dilengkapi dengan sistem pengamanan tambahan, yang dapat diperkirakan dapat terjadipada suatu PLTN. Namun demikian kecelakaan tersebut kemungkinan terjadinya sedemikiansehingga tidak akan pernah terjadi selama umum operasi PLTN.


BAB III PENUTUP
            III.1 KESIMPULAN
·         Krisis energi global akibat ketergantungan terhadap energi fosil berdampak pada krisis energi di Indonesia yag telah memicu krisis sosial dan ekonomi di Indonesia
·         Sektor energi listrik merupakan kontributor terbesar yakni 40 % bagi  peningatan onsentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang menyebabkan pemanasan global.
·         Polusi yang dihasilkan oleh pembangkit paling banyak bersumber pada pada pembangkit yang mengugunakan bahan bakar fosil yakni yang menggunakan batu bara, minyak bumi dan gas alam

q  Peningkatan penggunaan  batubara pada tahun 2020 ataupun 2025 akan menambah pula lepasan berbagai jenis logam berat ke lingkungan, termasuk Hg, As, Cr, Pb dan U., yang amat berbahaya.
q  Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dgn daya 1000 MW selama 1 tahun memberikan limbah padat aktivitas tinggi sebesar 30 ton, bila diolah akan diperorel limbah padat terolah seberat 8 ton. Limbah aktivitas  sedang sekitar 300 ton dan limbah aktivitas rendah sekitar 450 ton (limbah terolah).
q  PLTN tidak mengemisikan CO2, SO2, NO2 dan debu, yang berarti akan mencegah emisi CO2 (6,6 juta ton), SO2 (3.000 ton), NO2 (8500 ton), debu (5.700 ton), dan logam berat; yang berasal dari PLTU batubara.
q  Rencana pembangunan PLTN sangat mendukung terbinanya lingkungan yang aman dan bebas dari dampak pemanasan global dan hujan asam.

Dengan demiakian energi nuklir yang digunakan dalam pembangkit listrik tenaga listrik lebih baik digunakan di tinjau dari aspek lingkungan dibandingkan dengan PLT. Yang lebih banyak menghasilkan limbah di banding PLTN.
            Demikian pula limbah buangan dari PLTN dapat di fungsikan kembali menjadi bahan bahar PLTN itu sendiri. Sehingga dampak terhadap aspek lingkungan sangan kecil. Juga pada PLTN mempunyai sistem pengaman yang ketat dan berlapis-lapis, sehinggakemungkinan terjadi kecelakaan maupun akibat yang ditimbulkannya sangat kecil. Sebagaicontoh, zat radioaktif yang dihasilkan selama reaksi pembelahan inti uranium sebagian besar (> 99%) akan tetap tersimpan di dalam matriks bahan bakar, yang berfungsi sebagaipenghalang pertama



Referensi
WWW.NUKLIR.COM
http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/pengenalan_pltn.pdf
http://www.infonuklir.com/readmore/read/pltn/pengolaan_limbah/1cxg59-1/Mitos%20seputar%20limbah%20nuklir
fportfolio.petra.ac.id/user_files/97.../Makalah2Rohi-UK%20Petra.doc